Archives

  • Prosiding Seminar Nasional Seni Rupa Pusaran Urban III (2023)
    Vol. 3 No. 1 (2023)

    Prosiding Seminar Nasional Seni Rupa Pusaran Urban III (2023)
    “Ingatan dalam Hibriditas Karya Seni dan Desain”

    Senin, 6 November 2023,
    Pukul 08.00 WIB (daring)

     

     

    Keynote Speaker
    Prof. Dr. I Wayan Adnyana, S.Sn., M.Sn.
    (Rektor Institut Seni Indonesia - Denpasar)

    Speakers
    Dr. Lucky Wijayanti,S.Sn. M.Sn.
    (Dosen Fakultas Seni Rupa dan Desain - Institut Kesenian Jakarta)

    Rohmad Taufiq, M.Pd.
    (Komunitas Seni Toreh Arts - Kalimantan Timur)

    Dr. Citra Smara Dewi, S.Sn., M.Si.
    (Akademisi dan Kurator Galeri Nasional Indonesia)





    Penjelasan Tema
    Hibriditas dalam konteks karya seni dan desain mengacu pada penggabungan atau percampuran elemen-elemen yang berasal dari berbagai budaya, gaya, atau tradisi. Hal Ini mencakup penggabungan beragam elemen artistik, teknik, konsep, atau gagasan dari budaya yang berbeda untuk menciptakan sesuatu yang baru dan unik. Ingatan atau peran ingatan dalam hibriditas karya seni dan desain adalah proses membawa pengalaman, pengetahuan, dan warisan budaya dari masa lalu ke dalam karya baru yang mencerminkan identitas, inovasi, dan kekayaan keragaman.

    Dalam berbagai hal, hibriditas pada karya seni dan desain bersumber pada gagasan akan ingatan. Ingatan dapat merujuk pada konsep elemen dan unsur seni serta desain dari berbagai sumber budaya atau tradisi yang melingkupinya. Implementasi ingatan pada karya seni dan desain dapat mencakup penggunaan motif, gaya atau elemen visual dari masa lalu atau budaya tertentu.
    Tujuan penggunaanya adalah untuk menciptakan karya seni atau desain yang menghormati warisan budaya dan memberikan pandangan atau pengalaman kolektif yang baru atau unik. Lebih lanjut lagi, hibriditas dalam seni dan desain seringkali melibatkan percampuran atau pergeseran antara berbagai referensi budaya atau gaya, dan penggunaan ingatan dalam menciptakan karya-karya yang kompleks dan penuh dengan lapisan makna.

    Dalam lingkup gagasan mengenai ingatan dan hibriditas, seminar ini bertujuan untuk melihat sejauh mana pengaruh keduanya dalam potensi pengembangan praktik seni dan desain kontemporer di Indonesia.

  • Prosiding Seminar Nasional Seni Rupa Pusaran Urban II (2022)
    Vol. 2 No. 1 (2022)

    Prosiding Seminar Nasional Seni Rupa Pusaran Urban II (2022)
    "Disrupsi Digital sebagai Transformasi Kebudayaan pada Seni Rupa"

    Selasa, 5 Juli 2022
    Pukul 14.00 WIB (daring)




    Keynote Speaker
    Hilmar Farid Setiadi,S.S., Ph.D.
    (Direkur Jenderal Kebudayaan KEMENDIKBUD)

    Speakers
    Dr. Djuli Djati Prambudi, M.Sn.
    (Akademisi Universitas Negeri Surabaya)

    Dodi Triviandi, S.Sn.
    (CEO Thinkerbold, Creative Lab & Akademisi FSRD IKJ)

    Edi Dharma
    (Kartunis, Komunitas SERAMBI Serikat Kartunis Jambi)

    Seto Lareno
    (Co-Founder Binar Academy)



    Penjelasan Tema
    Webinar Nasional Seni Rupa Pusaran Urban 2 tahun 2022, berfokus pada fenomena disrupsi digital. Pemilihan tema Pusaran Urban merupana pengejawatahan visi dan misi IKJ untuk menciptakan dan mengembangkan seni urban dalam industri budaya untuk kemakmuran bangsa.

  • Prosiding Seminar Nasional Seni Rupa Pusaran Urban I (2021)
    Vol. 1 No. 1 (2021)

    Prosiding Seminar Nasional Seni Ruap Pusaran Urban I (2021)
    "Kajian Seni Rupa Urban dalam Perspektif Kreativitas, Wacana Kritis dan ilmu-ilmu sosial, Humaniora"

    Selasa, 21 September 2021
    Pukul 14.00 WIB (daring)

     

     

    Keynote Speaker
    Dr. Seno Gumira Ajidarma, S.Sn. M.Hum.
    (Akademisi Institut Kesenian Jakarta)

    Speakers
    Dr. Suwarno Wisetrotomo, M. Hum.
    (Kurator, Akademisi ISI Yogyakarta)

    Lenny Agustin, M.Sn.
    (Fashion Designer, Akademisi IKJ)

    Anwar Jimpe Rahman
    (Praktisi Seni, Tanahindie, Makassar)


    Penjelasan Tema
    “Pusaran” dengan pertimbangan kata ini memiliki berbagai pemahaman yaitu, “putaran, “sesuatu yang berpusar”,”kisaran” dan “tubulens/gejolak”. Dalam konteks Pusaran Urban, maka tema ini mencoba mengkritisi perkembagan seni rupa berbasis budaya urban yang terjadi sebagai dampak dari “turbulensi” dalam bidang sosial, politik, budaya, ekonomi, agama dan ilmu pengetahuan.