HIBRIDITAS DALAM SENI LUKIS KAJIAN SENI LUKIS BETAWI ERA 1950-1970-AN
Keywords:
Hibriditas, Perupa Betawi, identitasAbstract
Kajian ini fokus pada peran Perupa Betawi era 1950-1970-an yang luput dari penulisan historiografi seni rupa
modern Indonesia. Menurut data tercatat beberapa pelukis Betawi pada awal kemerdekaan yang produktif
berkarya hingga era 1970-an hingga 1980-an, tercatat beberapa pelukis Betawi yang memiliki peran penting
dalam perkembangan seni rupa Betawi. Kajian ini akan fokus pada pelukis Hasim (1920-1985) dengan
pertimbangan pelukis Hasim merupakan pelukis kelahiran Betawi dan produktif berkarya pada zamannya.
Metode kajian menggunakan pendekatan sejarah Lokal, dengan tahapan sejarah: heuristik, kritik, Interpretasi
dan Historiografi. Ditengah era Globalisasi konsep hibriditas dalam sejarah lokal menjadi sangat penting dalam
konteks membaca dan mencermati kembali sejarah masa lalu dari budaya dan tempat tertentu, sehingga dapat
memperkuat sejarah sosial yang berujung pada penguatan identitas bangsa. Kajian terdahulu tentang etnis
Betawi dilakukan Heru Erwantoro yang fokus pada Etnis Betawi sebagai Kajian Historis, namun tidak secara
khusus mengangkat studi tentang Seni Budaya, termasuk seni Lukis. Hasil Kajian menunjukan peran Perupa
Betawi era 1950-an 1970-an memiliki peran penting dalam berkarya dengan penekanan pada hibriditas dalam
berkarya sebagai penguatan identitas. Pengalaman berkesenian para perupa Betawi ketika berkunjung ke Pulau
Bali memiliki pengaruh penting dalam proses berkarya, dimana spirit budaya Bali sangat kuat terlihat. Hal
tersebut menunjukan bagaimana keterbukaan perupa Betawi dalam mencerap kebudayaan lain.